Evaluasi Dampak Penggunaan Lahan Di Kawasan Sekitar Mangrove Terhadap Perubahan Luasan Mangrove (Studi Kasus pada Tahura Ngurah Rai Bali)

  • I Made Alit Widnyana
  • Riyani Bela Institut Sains dan Teknologi Nahdlatul Ulama Bali
  • Husnayaen Institut Sains dan Teknologi Nahdlatul Ulama Bali
Kata Kunci: Mangrove, Tahura, perubahan lahan

Abstrak

Di Indonesia, khususnya di Kota Denpasar Bali, hutan mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan ekonomi lokal. Namun dalam beberapa tahun terakhir, hutan mangrove di Bali, dan di seluruh Indonesia, mengalami tekanan signifikan akibat aktivitas manusia, seperti perkembangan perkotaan, pertambangan pasir, dan perubahan iklim. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pola penggunaan lahan yang dominan di sekitar kawasan mangrove Tahura Ngurah Rai Bali dan mengevaluasi dampak penggunaan lahan terhadap perubahan luasan mangrove untuk keberlanjutan ekosistem mangrove di Tahura Ngurah Rai Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, Dilihat dari letaknya kawasan Tahura Ngurah Rai Bali tersebut berada di lokasi yang sangat strategis, di jalur wisata Sanur, Benoa, Tuban hingga Nusa Dua sepanjang jalan by pass Ngurah Rai Bali. Posisi kawasan Tahura Ngurai Rai Bali secara geografis terletak pada 8°04'2'' - 8°04'9'' lintang selatan (LS) dan 110°50'9'' - 110°50'14'' bujur timur (BT). Rencana Pengelolaan Jangka Panjang dalam bentuk dokumen yang disahkan Oleh Dirjen Konservasi dan Sumber Daya Alam Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia melalui SK.53/KSDAE/PKK/KSA.0/3/2023 berlaku selama 10 Tahun dari Tahun 2023 -2032. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) ini adalah perpanjangan dari RPJP Tahun 2012 -2022. Lahan Konservasi Mangrove 159, 44 Ha dan Hutan Produksi yang bisa di Konversi 169,5 Ha. Dampak penggunaan lahan untuk kepentingan diluar kehutanan tidak berpengaruh signifikan terhadap ekosistem mangrove, sedangkan terhadap perubahan luasan sangat signifikan karena adanya perubahan lahan mangrove menjadi bangunan fisik seperti Jalan Tol Bali Mandara,  Tower PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Agus Bei. (2021). Mengenal Mangrove.

Alongi, D. M. (2002). Present state and future of the world’s mangrove forests. Environmental Conservation. 29(3), 331–349.

Alongi, D. M. (2008). Mangrove forests: Resilience, protection from tsunamis, and responses to global climate change.

Dinas Kehutanan Prov. Bali. (2004). No Title.

Giri, C., Ochieng, E., Tieszen, L. L., Zhu, Z., Singh, A., Loveland, T., ... & Duke, N. (2011). Status and distribution of mangrove forests of the world using earth observation satellite data.

Hutchings, P. dan Saenger, P. (1987). Ecology of Mangrove Aust, Eco. Series. University of Queensland Press St. Lucia, Quesland.

M. Loreau, S. Naeem, dan P. I. (n.d.). Biodiversity and Ecosystem Functioning.

Macnae, W. (1968). A General Account of the Fauna and Flora of MangroveSwamp and Forest in the Indo-West Pasific Region. Adv. Mar. Biol, Adv. Mar.

Sutiarso, M.A. (2023). Eksistensi Ekowisata Mangrove Di Tahura Ngurah Rai Bagi Pembangunan Kepariwisataan Bali. Edutourism.

Nagelkerken, I., Blaber, S. J., Bouillon, S., Green, P., Haywood, M., Kirton, L. G., ... & Yokochi, L. (2008). The habitat function of mangroves for terrestrial and marine fauna.

Duli, N. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif.

Nur, Y. (2006). Buku Pengenalan Mangrove Di Indonesia.

Poedjirahajoe, E. (2019). Ekosistem mangrove : karakteristik, fungsi dan dinamikanya (R. A. Satria (ed.); cetakan pertama). Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Posey, D. (n.d.). Cultural and Spiritual Values of Biodiversity.

Primavera, J. H. (2000). Development and conservation of Philippine mangroves.

Diterbitkan
2024-06-20